
Mungkin kita sering banget dengerin kata-kata ”DOHC” atau saudaranya yang disebut ”SOHC”. Tapi apa iya kita ngerti perbedaan SOHC dan DOHC? Kenapa banyak orang yang bilang DOHC lebih canggih dan keren ketimbang SOHC? Tenang brosist, kita coba menjelaskan secara simpel teknologi yang kini diusung Honda CB150R Streetfire itu.
DOHC adalah singkatan dari Double Overhead Camshaft atau ”kem” yang punya over head ganda. Gampangnya, dalam satu piston ada dua pasang over head
sehingga mesin mempunyai empat klep, dimana dua klep mengatur masukan
bahan bakar dan dua klep lainnya mengatur keluaran gas buang. Mesin
jenis ini juga menggunakan dua noken as yang nangkring pada kepala
silinder.
Dengan jumlah klep dua kali lebih
banyak, tenaga yang dihasilkan otomatis lebih besar, karena pengaturan
penyaluran bahan bakar ke mesin dan penyaluran gas buang ke knalpot
lebih akurat. Kebanyakan DOHC juga mendatangkan kitiran mesin (RPM)
lebih tinggi. Letak klep yang lebih baik mengoptimalkan set up yang memaksimalkan pula performa mesin.
Meski begitu, kekurangannya tetap ada brosist.
Harga pembuatan dan perbaikan mesin DOHC lebih mahal. Suku cadang lebih
banyak bisa jadi masalah lain, apalagi tidak semua mekanik di Indonesia
bisa dengan baik menyetel ulang klep mesin DOHC. Untungnya, mesin jenis
ini tidak perlu terlalu sering disetel ulang klepnya.
Kelemahan lainnya, lebih boros
bahan bakar, karena kebutuhan mesin akan bahan bakar juga lebih banyak.
Disamping itu bobot mesin DOHC juga lebih berat.
Sementara mesin Single Over Head Camshaft disingkat SOHC hanya punya sepasang over head.
Dengan kata lain mesin ini memiliki dua klep, satu untuk mengatur
masukan bahan bakar dan satu lagi untuk mengatur keluaran gas buang. Dan
hanya memiliki satu noken as.
Singkatnya, SOHC bertorsi lebih
baik pada putaran rendah karena lebih ringan (memutar mesin) dan
sebaliknya DOHC menghasilkan torsi lebih rendah karena lebih berat.
Namun pada pada kecepatan tinggi, torsi mesin DOHC akan lebih baik.
Itulah untung-ruginya. Bila jumlah klepnya sama, SOHC memiliki low-end torque lebih baik sementara DOHC memiliki top-end power lebih tinggi.
So, pilih mana? Yang jelas semua ada untung-ruginya. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi sesuai kebutuhan.










